INDONESIA NOWADAYS
“Dari Sabang sampai
Merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia.”
Hallo sobat pembaca ! apa kabarnya nih ? Semoga sehat selalu ya.. Gimana hari
ini libur main kemana aja? Atau malah bobo cantik aja seharian di kamar? Hahaha.
Oke sobat, kali ini saya akan membahas mengenai “Indonesia Saat Ini”. “What do
you think about Indonesia nowadays ?”. Hal apa aja sih yang terjadi di
Indonesia saat ini ? By the way, pada penasaran gak nih ? Yuk kita explore
negara kita tercinta ini, seperti apa sih negara Indonesia saat ini ?
Negara Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak sekitar 260 juta penduduk dan dijuluki sebagai negara dengan
jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia sejak tahun 1980. Indonesia juga
mempunyai ribuan pulau yang terbentang dari barat hingga timur sepanjang 180 juta kilometer persegi. Wow, luas sekali ya, memang luar biasa negara
kita tercinta ini !
Mari kita flashback sejenak, hal apa saja sih yang booming di Indonesia tahun kemarin? Masih pada ingatkah dengan fenomena batu akik,
infused water dan dubsmash? Hahaha kalo soal itu pasti pada tau dong ya, yang
bikin semua orang merasakan sensasi kehebohan nya.
Nah, sekarang mari kita masuk ke topik utama nya. Disini bahas agak serius
ya, tadi cuma buat pemanasan aja hahaha.
Saat ini Indonesia sedang mengalami yang namanya krisis.
Yes, It’s all about crisis in Indonesia. Hampir
segala bentuk krisis ada di Indonesia saat ini. Salah satunya Financial Crisis. “The Asian Financial
Crisis” telah dimulai sejak tanggal 2 Juli 1997 di Thailand dan satu bulan
kemudian masuk ke Indonesia. When pressures on the Indonesian rupiahs became
too strong, the currency was set to float freely starting from August 1997 at President Suharto's New Order
government. Dan sejak waktu itu kurs mata uang Indonesia naik pesat bahkan pada
periode saat ini hampir menyentuh Rp.15.000. dan akhirnya kembali turun menuju
kestabilan. Namun pada saat ini kurs rupiah Indonesia masih tergolong cukup
tinggi.
Lalu, Indonesia saat ini juga mengalami Politics Crisis. Penyebab dari
terjadinya krisis politik adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pemerintah yang berkuasa. Salah satu contohnya yaitu demo besar-besaran didepan
kantor MPR. "Terus bagaimana cara mengatasi krisis politik tersebut ?" Nah, kalo untuk menghilangkan krisis politik mungkin sulit
tapi untuk memperkecil krisis politik adalah salah satu solusinya dengan cara setiap
stakeholders atau pemangku kepentingan yang terlibat di dalam proses berbangsa
dan bernegara ini mau untuk membuka mata hati dan nurani mereka, mau berpikir
dan bekerja untuk masa depan Indonesia. Individualisme tidak akan berdampak sama
sekali. Pemikiran jangka pendek dan kepentingan kelompok juga harus disingkirkan.
Pendidikan politik bagi masyarakat harus ditingkatkan. Memilih pemimpin harus
berdasarkan program yang ditawarkan bukan sekedar hasil “money politic” atau
pengkultusan tokoh yang “one man show”. Kalau masyarakatnya saja sudah pinter
pinter milih, otomatis memaksa partai politik untuk berkompetisi melalui
kualitas, bukan sekedar kuantitas semata.
Oke barusan saya sudah membahas mengenai Krisis Finansial
dan Krisis Politik yang saya rasa semua insan sudah merasakan krisis tersebut,
tapi saya rasa ada krisis lain yang menurut saya ini juga terjadi di
Indonesia, yaitu Mental Crisis.
Sudah tidak asing lagi menurut saya mengenai Mental Crisis. Ya saya merasakan bahwa
itu termasuk dalam suatu krisis yang terjadi di Indonesia. Krisis Mental
terjadi saat ini di Indonesia terutama masyarakat perkotaan dan korban dari
krisis tersebut adalah pemuda-pemudi Indonesia dengan media sosial sebagai
faktor pendukungnya.
“Itu ngapain sih pak Jokowi ? paling cuma pencitraan
segala masuk ke gorong-gorong !”
“Dasar kubu sakit hati
pak Prabowo ! Bisa nya cuma menghina Presiden doang !”
“Huuu dasar kecebong
mau aja ditipu sama pemimpin kayak begitu !”
“Apa yang lu udah
berikan buat negara? bilang aja sirik pilihan lu kalah pemilu kemaren !”
“Kecebong jokodok mah
gitu pasti nanya begituan haha.”
“Pemuja wowo minta
nasi bungkus kayaknya haha.”
Contoh kalimat itu sering kita lihat di media sosial Facebook.
Tidak lain adalah komentar para pemuda-pemudi Indonesia. Masih ingat pemilu presiden
kemarin? Yup, sejak pemilu saat itu masyarakat Indonesia saat ini terbelah
menjadi dua kubu, yaitu kubu pihak Jokowi dan kubu pihak Prabowo. Masyarakat
Indonesia seakan-akan dibuat bodoh dan akhirnya ada pertikaian satu sama lain
membela pilihan calon Presidennya. Banyak sekali hubungan pertemanan maupun
persaudaraan yang renggang pada saat ini hanya karena perbedaan pilihan calon
Presiden. Lucunya pemuda-pemudi Indonesia saat ini mudah terpengaruh dengan sesuatu
yang seharusnya ditanggapi dengan bijak malah dengan sifat emosional dan jiwa
fanatik yang melampaui batas.
Jiwa sarkasme yang dimiliki sangat tinggi sehingga membuat
mereka terlalu sensitif dengan sesuatu yang tidak mereka inginkan. Media sosial
sebagai alat pemancing membuat kehidupan mereka penuh dengan ketidakstabilan.
Mereka seakan-akan dibuat mudah marah dan tidak peduli dengan hal lainnya, yang
terpenting dipikiran mereka adalah dia yang paling benar. Nah, saat ini hampir
semua mental pemuda-pemudi di Indonesia seperti itu, sehingga saya pikir Indonesia
juga memiliki sebuah krisis mental seperti ini.
Sekian essay dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, penafsiran maupun hal lainnya. Tulisan ini dibuat berdasarkan fakta yang saya ketahui. Tidak ada unsur menyinggung ataupun menghina siapapun. Karena saya hanya manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah hahaha. Terimakasih :)
RINTO SETYO WIBOWO
16415028
1IB01
===================================================================
BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia
-
Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna
dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya
yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.
Dengan demikian,
budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
-
Pengertian Budaya
Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
-
Unsur-unsur Budaya
Ada beberapa pendapat
ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain
sebagai berikut:
- Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
- Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi kekuatan (politik)
- C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
- bahasa
- sistem pengetahuan
- sistem tekhnologi, dan peralatan
- sistem kesenian
- sistem mata pencarian hidup
- sistem religi
- sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
-
Wujud dan komponen kebudayaan
- Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. - Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan. - Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan
dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan
fisik.
- Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkahlakunya. - Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu. - Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan. - Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain
- Komponen
Berdasarkan wujudnya
tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :
- Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. - Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. - Lembaga sosial
Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan, dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar, dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota, dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier - Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup, dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. - Estetika
Berhubungan dengan seni, dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari –tarian, yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan, dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning, dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut. - Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian, dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik, dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan, dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik, dan efektif dengan memperoleh nilai empati, dan simpati dari orang lain.
-
Hubungan Antara Unsur-Unsur
Kebudayaan
Komponen-komponen
atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
Peralatan
dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik
memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan, dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam
cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.
Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan
macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan, dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:
- alat-alat produktif
- senjata
- wadah
- alat-alat menyalakan api
- makanan
- pakaian
- tempat berlindung, dan perumahan
- alat-alat transportasi
Sistem
mata pencaharian
Perhatian para
ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata
pencaharian tradisional saja, di antaranya:
- Berburu dan meramu
- Beternak
- Bercocok tanam di ladang
- Menangkap ikan
Sistem
kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan
merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah
unit-unit sosial yang terdiri dari
beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik,
paman, bibi, kakek, nenek, dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok
kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri,
dan paroh
masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok
kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga
bilateral, dan keluarga
unilateral.
Sementara itu,
organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa,
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau
perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat
tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan
maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui
bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku,
tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala
bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki
beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum, dan fungsi khusus.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah
untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesenian
Kesenian mengacu pada
nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga. Sebagai makhluk
yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian
mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Sistem
Kepercayaan
Ada kalanya
pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai, dan mengungkap rahasia-rahasia alam
sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa
tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan
manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik
secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan
dari religi atau sistem
kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama, dan sistem
kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah
unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion
(Kamus Filosofi, dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi
dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan
menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap
yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya
memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau
"5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan
dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
Perubahan
sosial budaya
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah
kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial
budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial, dan pola budaya dalam
suatu masyarakat.
Perubahan sosial
budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat, dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan
penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang
dapat memengaruhi perubahan sosial:
- tekanan kerja dalam masyarakat
- keefektifan komunikasi
- perubahan lingkungan alam.[11]
Perubahan budaya juga
dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru,
dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing
inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
-
Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan
penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya
sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan
Kpop, Hollywood Movies, Bollywood Movies, dan lain-lain sebagainya ke Indonesia.
Penerimaan kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi
memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini
pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan asli Indonesia, dan kebudayaan India. Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya
dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya
sebuah kebudayaan dengan cara memaksa, dan merusak. Contohnya, masuknya
kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan
kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan
dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia
barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun
lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada
sistem pemerintahan Indonesia.
Budaya Indonesia
adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal
asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
BUDAYA INDONESIA
BUDAYA INDONESIA
- Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah
kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Kebudayaan nasional dalam
pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada
paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan
daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum
nasional, serta bahasa nasional. Definisi
yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat
dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun
asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah
kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan
daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang
Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi,
“Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan
yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia
sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional
terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat
yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan
daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.
Sebelum
di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan
kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah
berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam
kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah
sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur
kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil
invensi nasional.
Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan
daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini
beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
Rumah adat
- Berikut adalah daftar rumah adat di Indonesia
- Aceh:
- Sumatera Utara:
- Sumatera Barat:
- Rumah Gadang
- Uma (Mentawai)
- Riau:
- Kepulauan Riau: Rumah Belah Bubung
- Jambi:
- Bangka Belitung: Rumah Rakit
- Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
- Sumatera Selatan:
- Lampung: Nuwo Sesat
- Jakarta: Rumah Kebaya (Rumah Bapang) dan Rumah Gudang
- Jawa Barat dan Banten: Rumah Kesepuhan
- Yogyakarta: Bangsal Kencono
- Jawa:
- Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
- Tanean Lanjhang (Madura)
- Bali: Gapura Candi Bentar
- Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka Samawa (Lombok)
- Nusa Tenggara Timur:
- Kalimantan Barat: Rumah Panjang
- Kalimantan Selatan : Rumah Banjar
- Kalimantan Tengah: Rumah Betang
- Kalimantan Timur: Rumah Lamin
- Kalimantan Utara: Rumah Baloy
- Sulawesi Selatan:
- Bola Soba (Bugis Bone)
- Balla Lompoa (Makassar Gowa)
- Sulawesi Barat: Tongkonan (Tana Toraja)
- Sulawesi Tenggara:
- Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow
- Sulawesi Tengah: Souraja
- Gorontalo:
- Maluku: Balieu (dari bahasa Portugis)
- Maluku Utara: Sasadu
- Papua: Honai
- Papua Barat:
Upacara Adat
Upacara
adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang
dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan
masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan
rasa terima kasih. Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari sistem
kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara
turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur
dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan,
benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta
upacara.
Jenis-jenis
upacara adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
Beberapa
upacara adat tradisional yang dilaksanakan masyarakat antara lain:
Sumatera
- Peucicap di Aceh
- Peusijuek dapu di Aceh
- Peutron Aneuk di Aceh
- Tabuik di Sumatera Barat
- Balimau di Sumatera Barat
- Makan bajamba di Sumatera Barat
- Basuh lantai di Kepulauan Riau
- Mandi safar Melayu di Kepulauan Riau
- Ratif saman di Kepulauan Riau
- Tepuk tepung tawar di Kepulauan Riau
Jawa
- Seren taun di Jawa Barat
- Mitoni, tedak siti, ruwatan, kenduri, grebegan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
- Dugderan oleh masyarakat Semarang
- Kasodo oleh masyarakat Tengger
Kalimantan Barat
- Gawai Dayak masyarakat Dayak
- Robo-robo masyarakat Mempawah
Kalimantan Tengah
- Tiwah masyarakat Dayak Ngaju
Kalimantan Selatan
- Baayun Mulud masyarakat Banjar
- Badudus masyarakat Banjar
- Bapapai masyarakat Banjar
- Aruh Baharin masyarakat Dayak
- Mappanretasi masyarakat Bugis Pagatan
- Macceratasi masyarakat Kotabaru Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi
- Mapasilaga tedong suku Toraja
- Rambu solo suku Toraja
Nusa Tenggara
- Ngaben di Bali
- Nelu bulanin di Bali
- Pasola sumba di Pulau Sumba
Maluku
- Kololi kie di Maluku Utara
- Pukul sapu di Maluku
- Abdau di Maluku
- Buka sasi lompa di Maluku
Papua
- Barapen atau Bakar batu di Papua
- Sanepen di Biak
Tarian
Tari tradisional, bagian dari budaya daerah
yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
Tarian
Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat
dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri
tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di
Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk
keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam
berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era:
era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya,
dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan.
Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok, tari
tradisional dan tari kontemporer.
Lagu
Lagu
daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu
atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan
baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta
lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu
kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya
hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai
dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
Selain
lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik
yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang
kemerdekaan.
Perbedaan
antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan
ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu
kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah
yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
Musik
Identitas
musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan
kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya
menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang
rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa
dan Bali
Musik
di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia
yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki
budaya dan seninya sendiri.[2] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang
diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
Seni Gambar
Seni Patung
Pakaian Adat
Berikut
adalah daftar pakaian adat di Indonesia:
- Aceh
- Sumatera Utara:
- Ulos
- Suri-suri
- Gotong
- Gara Gara/Beka buluh
- Baru Oholu dan Õröba Si’öli (Nias)
- Sumatera Barat (Minang):
- Riau/Jambi (Melayu):
- Kepulauan Riau (Melayu)
- Baju kurung keke
- Cekak musang
- Baju gunting Cina
- Kain cual Anambas
- Kebaya labuh
- Sunting Melayu
- Tanjak
- Teluk belanga
- Tudung manto
- Bangka Belitung
- Sumatera Selatan:
- Lampung:
- Jakarta
- Baju Koko dan Caping
- Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang
- Jawa:
- Batik
- Beskap dan Blangkon
- Kebaya
- Dodotan
- Baju Pesa'an (Madura)
- Kebaya Rancongan (Madura)
- Bali:
- Nusa Tenggara Timur:
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara (Minahasa)
- Sulawesi Tengah (Toraja)
- Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar):
- Maluku
- Papua:
- Papua Barat:
Seni Suara
Seni Sastra
Sastra
Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai
arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik
di wilayah tersebut.
Sastra
Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia.
Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat
juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara
berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
Makanan
Contoh hidangan Indonesia khas Sunda;
ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang),
ayam goreng, sambal, tempe dan tahu
goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk
nipis adalah kobokan.
Masakan
Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang
terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya
nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan
bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe,
kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan
teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula
pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India,
Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada
dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi
lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta
pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi
mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan
juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di
sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa
daging, ikan atau sayur disisi piring.
Film
Era
awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan
berbagai film bisu.
Film
pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng
Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara
Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor
lokal oleh Perusahaan Film
Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman
Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di
negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu
antara lain, Catatan si
Boy, Blok M dan masih
banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Selain
film-film komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil
memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di
Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan.
Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku
Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena
diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel
tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang
turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia
juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
RINTO SETYO WIBOWO
16415028
1IB01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar